Rabu, 30 Maret 2011

Pulau Onrust


Pulau Onrust merupakan salah satu pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta yang letaknya berdekatan dengan Pulau Bidadari. Pada masa kolonial Belanda, rakyat sekitar menyebut pulau ini adalah Pulau Kapal karena di pulau ini sering sekali dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju Batavia. Di dalam pulau ini terdapat banyak peninggalan arkeologi pada masa kolonial Belanda yang kebanyakan hanya berupa puing dan juga sebuah rumah yang masih utuh dan dijadikan Museum Pulau Onrust.

Dahulu di Pulau Onrust terdapat dua menara kincir angin penggergajian kayu yang komponen-komponennya didatangkan dari Amsterdam. Selain itu, VOC membangun sebuah benteng untuk menahan serangan dari pasukan Inggris. Benteng itu awal berbentuk belah ketupat dengan dua bastion dan kemudian diperluas menjadi segilima dengan bastion di setiap sudutnya.

Selain benteng, untuk menahan serangan dari pasukan Inggris, V0C-pun membangun menara Martello termasuk di tiga pulau terdekat. Saat ini Menara Martello hanya dapat dilihat di Pulau Bidadari dan Pulau Kelor karena di Pulau Onrust dan Pulau Cipir hanya terlihat sisa-sisa dari pondasi menara itu. Karena itulah pulau ini juga terkenal sebagai taman arkeologi.

Nama 'Onrust' sendiri diambil dari bahasa Belanda yang berarti 'Tidak Pernah Beristirahat' atau dalam bahasa Inggrisnya adalah 'Unrest'.

Bila ingin menuju pulau ini dapat dilakukan melalui Pulau Bidadari yang menjadi resor pariwisata. Sedangkan perjalanan dari Jakarta melalui Marina Ancol menuju Pulau Bidadari dapat menggunakan speedboat reguler setiap hari. Atau bisa juga dari Pelabuhan Muara Kamal dengan menaiki kapal nelayan dengan tarif murah dan dapat dinegoisasikan. Cobalah ikut dengan rombongan pemancing yang sering berkumpul di Muara Kamal untuk menaiki perahu sewaan yang mengantarkan ke pulau ini. Ongkosnyapun hanya sepuluh ribu rupiah.

Jadi kalau anda sekalian ingin berwisata sejarah yang berbeda dari hanya sekedar pergi ke museum, mari berwisata sejarah ke pulau bersejarah bernama Onrust.

Bandungan


Bandungan Semarang adalah dataran tinggi yang memiliki panorama alam yang eksotis dan mempesona dengan udara pegunungan yang menyegarkan. Kecamatan di kabupaten Semarang ini banyak terdapat fasilitas rekreasi dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan. Di sepanjang jalan menuju Bandungan banyak terdapat hotel melati ataupun motel dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp. 50.000,- dan Rp. 150.000,- per malam.

Obyek wisata ini mungkin bagi mereka yang berasal dari Jakarta akan seperti Puncak di Jawa Barat dengan eksotisme khas Jawa Tengah. Obyek wisata ini terdapat candi Hindu bernama Candi Gedong Songo. Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.




Wisata belanja dan kuliner dari obyek wisata Bandungan ini juga cukup menyenangkan. Anda yang hobi dengan berkebun dan menyukai keindahan bunga dapat mengunjungi pasar Bandungan. Adapula kebun strawberry yang buahnya dapat anda petik sendiri. Selain itu bagi anda yang ingin bersantai bersama keluarga, di sini banyak terdapat tempat pemancingan dengan udara pegunungan yang memanjakan anda sekeluarga. Selain itu ada makanan khas yang bernama tahu serasi yang sangat nikmat dimakan hangat-hangat serta susu kacang kedelai yang bergizi tinggi. Jangan lupa untuk menikmati wedang ronde yang hangat sambil menikmati jagung bakar.

Gembira Loka, Kebun Binatang



Ide awal pembangunan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka berasal dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1933 akan sebuah tempat hiburan, yang di kemudian hari dinamakan Kebun Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitek berkebangsaan Belanda. Ir. Karsten kemudian memilih lokasi disebelah barat sungai Winongo, karena dianggap sebagai tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo tersebut. Namun akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh Jepang, pembangunan Kebun Rojo terhenti.

Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1959, KGPAA Paku Alam VIII menunjuk Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka. Dipilihnya Tirtowinoto karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan terhadap alam dan minat yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang tidak sedikit, baik dalam hal pemikiran maupun material, terbukti mampu membawa kemajuan yang pesat bagi Gembira Loka. Puncaknya di tahun 1978, ketika koleksi satwa yang dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka mampu mencapai 1,5 juta orang.



Ada berbagai satwa yang terdapat di dalam kebun binatang ini, mulai dari unggas, mamalia hingga reptil. Gembira loka dihuni oleh kurang lebih 190 jenis binatang, 200 koleksi tanaman serta memiliki 20 unit aquarium air tawar dan laut. Berbagai jenis tumbuhan juga terdapat di dalam kebun binatang ini. Berbagai fasilitas seperti tempat rekreasi sampai edukasi juga terdapat di kebun binatang ini. Dengan berbagai fasilitasnya itu, taman wisata ini kerap dijadikan ajang pendidikan bagi banyak keluarga.


Selain itu, Gembira Loka juga dilengkapi berbagai fasilitas wisata keluarga, seperti perahu angsa di danau buatan ataupun tempat bermain bagi anak-anak. Pada momen-momen tertentu, tempat wisata ini juga menyelenggarakan berbagai atraksi pertunjukan seperti pergelaran musik ataupun atraksi hiburan lainnya. Merupakan hari yang menggembirakan bagi keluarga dengan berekreasi sekaligus belajar di kebun binatang ini dengan harga tiket masuk yang sangat murah.

Kota Tua Jakarta


Kota tua Jakarta juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama atau yang dalam bahasa Belanda disebut Oud Batavia adalah sebuah wilayah kecil di kota Jakarta. Kawasan kota tua ini memiliki luas sekitar 1,3 kilometer persegi. Kawasan kota tua ini merupakan kawasan wisata sejarah yang memiliki berbagai situs dan bangunan bersejarah di Jakarta, diantaranya Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Maritim Nasional, Pasar Ikan, Menara Syahbandar, sampai Vihara Jin De Yuan. Meskipun banyak bangunan yang kondisinya memburuk, akan tetapi saat ini pemerintah kota Jakarta sedang melakukan usaha perbaikan secara bertahap untuk meremajakan warisan bersejarah ini.




Suasana Jakarta tempo dulu langsung tersaji begitu kita menginjakkan kaki di kawasan bersejarah ini. Kita dapat memasuki berbagai situs dan gedung bersejarah dengan tarif masuk yang sangat murah atau hanya berjalan-jalan santai di kawasan yang sangat unik ini. Selain itu ada juga kafe yang bernama Cafe Batavia yang sangat unik karena ada di gedung yang bergaya kolonial. Akan tetapi kafe ini hanya buka pada sore hari.

Ada berbagai cara untuk menuju kawasan Kota Tua ini. Cara yang paling banyak digunakan oleh para wisatawan adalah memakai moda transportasi kereta rel listrik atau transjakarta busway (koridor 1). Kedua moda transportasi ini memiliki satu titik tujuan yaitu Stasiun Jakarta Kota atau BEOS (Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij) sebagai salah satu titik pemberhentian terakhirnya.